Senin, 06 November 2017

PSIKOLOGI ABNORMAL dan PSIKOPATOLOGI



Kontak realitas buruk


        Kontak realitas yang buruk merupakan perwujudan perilaku abnormal yang Nampak jelas. Kontak yang buruk ditandai oleh adanya distorsi persepsi dan pikiran, distorsi emosi, disorientasi serta aktivitas fisik yang tidak sesuai. Pada kali ini kita akan membahas salah satu tandanya yakni tentang distorsi persepsi dan pemikiran terlebih dahulu, yuk kita bahas sama-sama.


Distorsi persepsi dan pikiran
Adanya distorsi (kekacauan) dalam proses mempersepsi dan berpikir. Hal ini dapat diketahui dari adanya gejala :

1.      Halusinasi, seseorang disebut mengalami halusinasi apabila seseorang menggap nyata sesuatu yang dikhayalkannya. Halusianasi dapat berupa pendengaran, penglihatan, pengecapan maupun penciuman. Halusinasi tampak nyata bagi orang yang mengalaminya sehingga dapat mendorong seseorang berperilaku maladaptive.

Contoh : 

§  melihat penampilan Tuhan yang selalu ada disampingnya.

§  Seseorang mendengar suara beberapa orang yang mengancamnya.

2.      Ilusi , yakni kekeliruan persepsi. Beda dengan halusinasi yang tanpa stimulus sedikitpun, ilusi masih melibatkan stimulus namun salah dipersepsikan.

Contoh : goyangnya tumbuhan, dipersepsikan sebagai tanda akan datangnya bencana alam.

3.      Delusi, kepercayaan yang kuat yang berlawanan dengan realitas tetapi dengan teguh dipertahankan oleh sipenderita meskipun ada bukti-bukti ketidak benarannya. Macam-macam delusi adalah :
a)      Delusi kebesaran atau waham besar (delusion of grandeur)
      Pasien merasa dirinya sebagai tokoh yang agung seperti seorang nabi, pahlawan bahkan tuhan.

b)      Delusi control
       Keyakinan bahwa orang lain mempunyai kekuatan luar biasa untuk dapat mengendalikan tingkah laku dan pikiran si penderita.

c)      Delusi paranoid atau waham curiga
       Dicirikan oleh kecurigaan yang tidak realistis dan terus menerus merasa curiga pada niat maupun tingkah laku orang lain.

d)     Delusi persekusi atau wahan kejar
     Orang yang menderita delusi persekusi percaya bahwa ia adalah korban dari pihak lain yang ingin mencelakainya. Kepercayaan ini sering dirupakan dalam bentuk komplotan yang ia khayali. Misalnya : dokter dan keluarganya berkomplotan untuk mencelakainya.


0 komentar:

Posting Komentar