This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 06 November 2017

PSIKOLOGI ABNORMAL dan PSIKOPATOLOGI





Kontak realitas buruk


     Sebelumnya telah kita ketahui bahwasanya kontak realitas buruk merupakan perwujudan abnormalitas dan pada pstingan sebelumnya telah kita bahas salah satu tanda kontak realitas buruk yakni distorsi persepsi dan pikiran. Nah, untuk kali ini kita akan membahas tanda-tanda lainnya dari kontak realitas buruk  yakni distorsi emosi, distorientasi dan ativitas fisik yang tidak sesuai, yuk kita bahas satu persatu :

11.   Distorsi emosi
Reaksi emosi yang abnormal bisa berupa reaksi emosi yang implusif.

Misalnya : tiba-tiba marah atau senang tanpa alasan apapun.



Kadang-kadang reaksi emosinya tumpul atau tidak mampu mengekspresikan emosinya sama sekali.

            Misalnya : tak pernah tersenyum atau sedih.

Bisa juga tampak dari reaksinya yang tidak sesuai atau cocok.

            Misalnya : ketika membicarakan pengalaman yang menyedihkan penderita malah menganggapinya dengan tertawa.

  2.  Disorientasi
Disorientasi adalah orientasi seseorang yang kacau antara ruang dan waktu, sehingga penderita tidak mampu menempatkan diri menurut ruang dan waktu yang tepat.

            Misalnya : seorang penderita alkoholik kronik merasa dirinya berada pada tempat parkir padahal saat itu dirinya sedang berada di ruang konsultasi.


33.   Aktivitas fisik yang tidak sesuai
Kontak realitas yang buruk juga ditandai oleh aktivitas fisik yang tidak sesuai yaitu : aktivitas yang berlebihan, kurang atau tidak ada sama sekali.

Misalnya :

Berlebih : seseorang melakukan aktivitas nyleneh, berada dalam sikap badan yang sama selama berjam-jam.

Tidak ada sama sekali : tidak merespon atau bereaksi terhadap stimuli apapun (hanya diam saja).

PSIKOLOGI ABNORMAL dan PSIKOPATOLOGI



Kontak realitas buruk


        Kontak realitas yang buruk merupakan perwujudan perilaku abnormal yang Nampak jelas. Kontak yang buruk ditandai oleh adanya distorsi persepsi dan pikiran, distorsi emosi, disorientasi serta aktivitas fisik yang tidak sesuai. Pada kali ini kita akan membahas salah satu tandanya yakni tentang distorsi persepsi dan pemikiran terlebih dahulu, yuk kita bahas sama-sama.


Distorsi persepsi dan pikiran
Adanya distorsi (kekacauan) dalam proses mempersepsi dan berpikir. Hal ini dapat diketahui dari adanya gejala :

1.      Halusinasi, seseorang disebut mengalami halusinasi apabila seseorang menggap nyata sesuatu yang dikhayalkannya. Halusianasi dapat berupa pendengaran, penglihatan, pengecapan maupun penciuman. Halusinasi tampak nyata bagi orang yang mengalaminya sehingga dapat mendorong seseorang berperilaku maladaptive.

Contoh : 

§  melihat penampilan Tuhan yang selalu ada disampingnya.

§  Seseorang mendengar suara beberapa orang yang mengancamnya.

2.      Ilusi , yakni kekeliruan persepsi. Beda dengan halusinasi yang tanpa stimulus sedikitpun, ilusi masih melibatkan stimulus namun salah dipersepsikan.

Contoh : goyangnya tumbuhan, dipersepsikan sebagai tanda akan datangnya bencana alam.

3.      Delusi, kepercayaan yang kuat yang berlawanan dengan realitas tetapi dengan teguh dipertahankan oleh sipenderita meskipun ada bukti-bukti ketidak benarannya. Macam-macam delusi adalah :
a)      Delusi kebesaran atau waham besar (delusion of grandeur)
      Pasien merasa dirinya sebagai tokoh yang agung seperti seorang nabi, pahlawan bahkan tuhan.

b)      Delusi control
       Keyakinan bahwa orang lain mempunyai kekuatan luar biasa untuk dapat mengendalikan tingkah laku dan pikiran si penderita.

c)      Delusi paranoid atau waham curiga
       Dicirikan oleh kecurigaan yang tidak realistis dan terus menerus merasa curiga pada niat maupun tingkah laku orang lain.

d)     Delusi persekusi atau wahan kejar
     Orang yang menderita delusi persekusi percaya bahwa ia adalah korban dari pihak lain yang ingin mencelakainya. Kepercayaan ini sering dirupakan dalam bentuk komplotan yang ia khayali. Misalnya : dokter dan keluarganya berkomplotan untuk mencelakainya.


Senin, 16 Oktober 2017

PSIKOLOGI ABNORMAL dan PSIKOPATOLOGI



PENYIMPANGAN SOSIAL

Sebelumnya telah kita ketahui bersama apa sih perbedaan antara kriteria abnormalitas kuantitatif dan kriteri abnormalitas kualitatif. Nah kali ini kami akan membahas salah satu kriteria abnormalitas kualitatif (psikososial) yakni, penyimpangan sosial.

Nah sebelumnya, apa sih yang dimaksud penyimpangan sosial itu? Pasti udah banyak yang tahu ya apa penyimpangan sosial itu, atau ada yang belum tau sama sekali. Oleh karena itu yuk kita belajar bersama-sama.

Setiap masyarakat pasti memiliki (memberlakukan) standar yang akan membatasi perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat tersebut. Standar tersebut dapat berupa peraturan yang tertulis seperti undang-undang, maupun peraturan yang tidak tertulis seperti adat istiadat. Tingkah laku abnormal adalah tingkah laku yang menyimpang dari batas yang dapat diterima. Umumnya tingkah laku yang dianggap menyimpang menurut kriteria ini adalah tingkah laku seseorang yang dapat mengganggu masyarakat. Jadi penyimpangan sosial adalah sebagai setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat. Perilaku-perilaku seperti ini terjadi karena seseorang mengabaikan norma atau tidak mematuhi patokan baku dalam masyarakat sehingga sering dikaitkan dengan istilah-istilah negatif.

Lalu apa sih faktor penyebab terjadinya penyimpangan sosial? Menurut Wilnes sebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
a)      Faktor subjektif, adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
b)      Faktor objektif, adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.

Diantara perilaku yang dianggap abnormal oleh kebanyakan budaya (masyarakat) menurut kriteria ini adalah:
1.      Alkoholisme kronis.
2.      Narkoba (ketergantungan pada obat yang berat).
3.      Pemerkosaan.
4.      Pelanggaran seksual kepada anak-anak (pedofil).
5.   Tingkah laku anti sosial yang menunjukkan rasa yang tidak bertanggung jawab atau biasaya disebut dengan gangguan psikopat, sosiopat dan antisosial.




       sumber : Prof. Dr. Sutardjo A.Wiramihardja,psi. 2005. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung : PT.Refika Aditama

by : cahya putri

Senin, 09 Oktober 2017

PSIKOLOGI ABNORMAL DAN PSIKOPATOLOGI



KARAKTERISTIK PERILAKU ABNORMAL


Pasti kita sering bertanya-tanya perilaku abnormal itu yang seperti apa sih?. Nah untuk itu disini kami akan sedikit  membahas tentang bagaimana atau apa saja ya karakteristik perilaku abnormal. 

Perlu kita ketahui bersama perilaku abnormal secara umum didefinisikan sebagai tingkah laku yang menyimpang dari norma. Lalu untuk kita dapat menentukan adanya penyimpangan tersebut terdapat 2 kriteria, yakni kriteria kuantitatif (pendekatan statistik) dan kriteria kualitatif pendekatan psikososial), oleh karena itu mari kita bahas 2 kriteria tersebut satu persatu.

  1.  kriteria Kuantitatif
menurut kriteria ini, abnormalitas adalah  penyimpangan dari mayoritas atau kebanyakan orang. Jadi kasus normal adalah kasus yang sering terjadi atau perilaku yang dianggap biasa disuatu lingkungan, sedangkan abnormal adalah kasus yang jarang terjadi (minoritas) dalam suatu populasi atau perilaku yang dianggap biasa disuatu lingkungan. jadi kriteria kuantitatif ini merupakan pendekatan yang didasarkan atas patokan statistik dengan melihat pada sering atau tidaknya sesuatu terjadi dan acapkali berdasarkan perhitungan maupun pikiran awam.

contohnya : 
  1. mencuri merupakan perilaku abnormal dikarenakan secara keseluruhan dalam satu desa hanya tedapat satu atau dua seseorang yang melakukan pencurian, sedangkan perilaku normalnya adalah seseorang yang tidak melakukan pencurian.
  2. makan 9 kali dalam sehari (abnormal)

2.      kriteria Kualitatif
menurut kriteria ini, tingkah laku abnormal adalah tingkah laku yang menunjukkan adanya impairment (melemahnya/rusaknya/mundurnya fungsi) psikologis dan social pada seseorang. Yang menjadi patokan adalah adanya tingkah laku maladaptive atau malasuai yang dicerminkan oleh 2 ketidak mampuan yaitu :


1)      kegagalan untuk berespon secara efektif terhadap tuntutan lingkungan.

2)      Ketidak mampuan untuk mencapai tujuan (goal).


Ketidak mampuan ini seringkali diiringi kecemasan, depresi, terasing dari orang lain, rasa bersalah dan lain sebagainya.



 sumber : Prof. Dr. Sutardjo A.Wiramihardja,psi. 2005. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung : PT.Refika Aditama




Oleh : Cahya Putri Imaidah